Senin, 04 Juli 2011

tiga kota diindonrsia yang masuk kategori termahal didunia


Hidup di negara maju memang memberikan jaminan ketersediaan fasilitas bagi penduduknya. Namun, semua fasilitas yang tersedia itu tentunya menuntut biaya hidup yang lebih tinggi dibandingkan negara lain.

Sebuah survei yang dilakukan konsultan sumber daya manusia ECA Internasional, belum lama ini mengungkapkan daftar kota-kota termahal di dunia. Survei kali ini dibuat terhadap 400 kota di seluruh kota di dunia.

Metode survei ini menggunakan indikator biaya hidup dilihat dari tiga kebutuhan yaitu bahan makanan seperti susu, daging dan ikan, buah segar, serta sayuran. faktor lain yang dilihat adalah kebutuhan dasar seperti minuman dan rokok, jasa serta kebutuhan umum seperti pakaian, barang elektronik, bepergian, serta makan di luar rumah.

Namun, ECA International tidak memasukan biaya hidup seperti akomodasi, kebutuhan rumah tanggap (listrik, gas, dan air bersih), pembelian mobil, dan biaya sekolah. Biaya-biaya itu memang bisa membuat perubahan dalam pemeringkatan kali ini namun biasanya fasilitas tersebut sudah disediakan oleh perusahaan untuk kalangan ekspatriat.

Dari hasil survei yang dibuat ini, ECA International menempatkan tiga kota di Indonesia yang masuk dalam kota dengan biaya hidup termahal di dunia. Ketiga kota ini adalah Jakarta, Surabaya, dan Balikpapan.

Untuk level dunia, ketiga kota besar ini memang masuk dalam peringkat ratusan di dunia. Jakarta tercatat berada pada posisi ke 102, diikuti Surabaya berada di posisi 173 dan posisi Balikpapan ada di 187 dunia.

Jika dikerucutkan dalam level yang lebih kecil yaitu Asia, tiga kota besar di Indonesia ini masuk dalam daftar 40 kota dengan biaya hidup paling mahal di Asia. Kota metropolitan Jakarta bahkan masuk dalam posisi ke-15 di Asia, naik satu peringkat dari tahun sebelumnya posisi 16. Sementara Surabaya dan Balikpapan masing-masing berada pada posisi 31 dan 34 dari sebelumnya posisi 31 dan 33 di Asia.

Sedikit sebagai perbandingan, mengacu pada data Badan Pusat Statitistik (BPS), selama tahun 2010 DKI Jakarta mencatat laju inflasi hingga mencapai 6,21 persen. Sementara selama 5 bulan pertama tahun 2011, tercatat laju inflasi di ibukota Indonesia ini mencapai 1,49 persen.

Sementara itu, untuk kota Surabaya, BPS mencatat kenaikan harga barang dan jasa (inflasi) selama tahun 2010 mencapai 7,83 persen. Lebih tinggi dibandingkan Jakarta. Sementara periode Januari hingga Mei 2011 tercatat laju inflasi Surabaya mencapai 1,1 persen.

Kota Pontianak sendiri tercatat mengalami inflasi sebesar 7,38 persen dan pada tahun 2011 ini telah mengalami kenaikan harga barang dan jasa sudah mencapai 3,11 persen.

Sebagai informasi, inflasi merupakan indikator yang menunjukan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dimana barang dan jasa tersebut merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Inflasi juga bisa menunjukan turunnya daya jual mata uang suatu negara.

Inflasi di Indonesia diukur dengan menghitung tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga diantaranya Indeks harga konsumen (IHK) yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen dan indeks biaya hidup.

Faktor lain yang dihitung adalah indeks harga produsen yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi, indeks harga komoditas yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu, dan Indeks harga barang-barang modal.


MAJALAHASIK.COM